Konseling dan Testing Sukarela (VCT) dalam Program HIV - AIDS di Puskesmas
Konseling dan Testing Sukarela (VCT) dalam Program HIV - AIDS di Puskesmas
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang selanjutnya melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit. Dengan menjalani pengobatan tertentu, pengidap HIV bisa memperlambat perkembangan penyakit ini, sehingga pengidap HIV bisa menjalani hidup dengan normal. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kondisi di mana HIV sudah pada tahap infeksi akhir. Ketika seseorang sudah mengalami AIDS, maka tubuh tidak lagi memiliki kemampuan untuk melawan infeksi yang ditimbulkan.
Sedangkan VCT adalah suatu pembinaan dua arah atau dialog yang berlangsung tak terputus antara konselor dan kliennya dengan tujuan untuk mencegah penularan HIV, memberikan dukungan moral, informasi, serta dukungan lainnya kepada ODHA, keluarga dan lingkungannya.
Layanan test HIV dan konseling ini disebut sebagai VCT (Voluntary Counseling and Testing). Tes HIV biasanya berupa tes darah untuk memastikan adanya antibodi HIV di dalam sampel darah. Tes HIV bersifat sukarela dan rahasia. Sebelum melakukan tes HIV, akan dilakukan konseling untuk mengetahui tingkat risiko infeksi dari perilaku selama ini dan bagaimana nantinya harus bersikap setelah mengetahui hasil tes HIV.
Jadi, VCT adalah konseling tes HIV sebagai upaya untuk memberikan dukungan secara psikologis dan emosional yang dapat dilakukan melalui dialog personal antara sesorang ‘konselor’ dan seorang ‘klien’ atau antara seorang konselor bersama klien dan pasangan (couple counceling).
VCT (Voluntary Counselling and Testing ) diartikan sebagai Konseling dan Tes Sukarela (KTS) HIV. Konseling HIV dan AIDS merupakan komunikasi bersifat rahasia antara klien dan konselor yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menghadapi stres dan mengambil keputusan berkaitan HIV dan AIDS.
VCT terdiri dari tiga tahapan, yaitu :
-Konseling sebelum testing HIV
-Testing HIV
-Konseling setelah testing HIV
Proses konseling termasuk evaluasi resiko personal penularan HIV, fasilitas pencegahan perilaku dan evaluasi penyesuain diri ketika klien memperoleh hasil tes HIV positif.
Testing HIV adalah pengambilan darah untuk pemeriksaan HIV yang dapat dilakukan di puskesmas, rumah sakit, klinik, labolatorium dan lembaga swadaya masyarakat yang menyediakan pelayanan VCT.
Setelah menerima hasil tes, klien akan menjalani fase pasca konseling. Jika hasil tes negatif, konselor tetap akan memberikan pemahaman tentang pentingnya mengurangi risiko HIV/AIDS. Misalnya, mendidik klien untuk melakukan hubungan seks yang lebih aman dan menggunakan kondom.
Namun, jika hasil tesnya positif, konselor akan memberikan dukungan emosional agar pasien tidak patah semangat. Konselor juga akan memberikan informasi mengenai langkah-langkah selanjutnya yang dapat dilakukan, dan pengobatan yang perlukan .
Di Puskesmas Padureso menyediakan pelayanan konseling dan testing sukarela (KTS) / VCT HIV - AIDS, apabila anda mempunyai faktor resiko terpajan virus HIV, anda bisa menghubungi konselor VCT di puskesmas Padureso setiap hari kerja.