Penyakit DBD
Penyakit DBD
DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE)
Pengertian
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Dengue Hemmorhagic Fever adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk. Virus dengue ditularkan oleh nyamuk betina terutama dari spesies Aedes aegypti dan, pada tingkat lebih rendah, A. albopictus. Penyakit ini tersebar luas di seluruh daerah tropis, dengan variasi lokal dalam risiko dipengaruhi oleh curah hujan, suhu dan urbanisasi yang cepat tidak direncanakan.
Gejala
Demam dengue ditandai oleh gejala-gejala klinik seperti berikut:
1. Demam
Demam yang terjadi pada infeksi virus dengue timbulnya mendadak, tinggi (dapat mencapai 39-40?C) dan dapat disertai dengan menggigil. Demam hanya berlangsung untuk 5-7 hari. Pada saat demamnya berakhir, sering kali turunnya suhu badan secara tiba-tiba (lysis), disertai dengan berkeringat banyak, dimana anak tampak agak loyo. Demam ini dikenal juga dengan istilah demam biphasik, yaitu demam yang berlangsung selama beberapa hari sempat turun di tengahnya menjadi normal kemudian naik lagi dan baru turun lagi saat penderita sembuh.
2. Nyeri seluruh tubuh
Dengan timbulnya gejala panas pada penderita infeksi virus dengue, maka disusul dengan timbulnya keluhan nyeri pada seluruh tubuh. Pada umumnya yang dikeluhkan berupa nyeri otot, nyeri sendi, nyeri punggung, nyeri ulu hati dan nyeri pada bola mata yang timbul dalam kalangan masyarakat awam disebut dengan istilah flu tulang.
3. Ruam
Ruam yang terjadi pada infeksi virus dengue dapat timbul pada saat awal panas yang berupa (flushing) yaitu berupa kemerahan pada daerah muka, leher dan dada. Ruam juga dapat timbul pada hari ke-4 sakit berupa bercak-bercak merah kecil, seperti: bercak pada penyakit campak.
4. Renjatan disebabkan karena perdarahan atau kebocoran plasma kedaerah ekstra vaskuler melalui kapiler darah yang rusak. Tanda-tanda renjatan adalah:
- Kulit terasa dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari, dan kaki.
- Penderita menjadi gelisah.
- Sianosis di sekitar mulut.
- Nadi cepat, lemah, kecil sampai tak teraba.
- Tekanan nadi menurun (menjadi 20 mmHg atau kurang).
- Tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun hingga 80 mmHg atau kurang).
Faktor-faktor Resiko
Beberapa faktor resiko yang mempengaruhi kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) sebagai berikut:
a. Ketinggian Tempat
Variasi dari suatu ketinggian berpengaruh terhadap kepadatan nyamuk Aedes Aegypti. Di Indonesia Aedes Aegypti dapat hidup pada ketinggian kurang dari 1000 meter di atas permukaan air laut.
b. Curah Hujan
Hujan akan menambah genangan air sebagai tempat perindukan dan menambah kelembaban udara. Temperatur dan kelembaban selama musim hujan sangat kondusif untuk kelangsungan hidup nyamuk.
c. Ruang Gelap
Nyamuk Aedes Aegypti bersifat diurnal atau aktif pagi hingga siang hari, nyamuk biasanya beristirahat pada benda-benda yang menggantung di dalam rumah seperti gorden, kelambu, dan pakaian diruang yang gelap.
d. Kelembaban Udara
Umur nyamuk dipengaruhi oleh kelembaban udara. Kelembaban yang rendah akan memperpendek umur nyamuk. Jenis lantai tanah menyebabkan kondisi rumah menjadi lembab yang memungkinkan segala bakteri berkembangbiak.
e. Suhu
Nyamuk Aedes Aegypti dapat bertahan hidup pada suhu rendah.
f. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi, salah satunya yaitu menjaga agar sirkulasi udara didalam rumah tersebut lancar. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 didalam rumah dan menyebabkan kelembaban udara didalam ruangan baik. Tingkat kelembaban optimum nyamuk antara 60 % - 80 %, luas ventilasi alamiah yang permanen minimal >10% dari luas lantai.(32)
g. Tempat Penampungan Air (TPA)
Tempat penampungan air yang menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti seperti tempayan, bak mandi, bakWC, drum, bak penampungan air, ember, tempat minum hewan, barang-barang bekas, vas bunga, lubang pohon, lubang batu, tempurung kelapa, kulit kerang, potongan bamboo, dll. Pada dasarnya di anjurkan untuk membersihkan tempat penampungan air minimal satu minggu sekali agar bebas dari jentik nyamuk.
h. Jarak Antar Rumah
Jarak antar rumah dapat mempengaruhi penyebaran nyamuk dari satu rumah ke rumah yang lain.
i. Kepadatan Hunian
Ketidakseimbangan antara luas rumah dengan jumlah penghuni akan menyebabkan suhu didalam rumah menjadi tinggi dan hal ini dapat mempercepat penularan DBD. Tidak padat hunian (memenuhi syarat ) adalah jika luas >9 m2 per orang dan padat penghuni jika luas < 9 m2 per orang.
j. Ikan Pemakan Jentik
Yang termasuk lingkungan biologi seperti ada atau tidaknya memelihara ikan pemakan jentik. Hal tersebut berpengaruh terhadap kepadatan jentik di tempat penampungan air atau kontainer.
Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue
Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD seperti juga penyakit menular lainnya didasarkan pada usaha pemutus rantai penularannya. Upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) DBD adalah upaya untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti, dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Menguras dengan menggosok tempat-tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali atau menutupnya rapat-rapat agar nyamuk tidak bisa bertelur di tempat penampungan air.
2. Mengganti air vas bunga, perangkap semut, air tempat minum burung seminggu sekali dengan tujuan untuk merusak telur maupun jentik nyamuk.
3. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas dan sampah-sampah lainnya yang dapat menampung air hujan sehingga tidak menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk.
4. Mencegah barang-barang/pakaian-pakaian yang bergelantungan di kamar ruang yang remang-remang atau gelap disukai nyamuk untuk beristirahat.
Penatalaksanaan
Beberapa penatalaksanaan DHF, yaitu :
1. Minum banyak cairan dan mendapatkan banyak istirahat.
2. Berikan antipiretik untuk mengontrol suhu. Anak-anak dengan dengue beresiko untuk demam kejang selama fase demam.
3. Hindari aspirin dan nonsteroid lainnya, obat anti inflamasi karena mereka meningkatkan risiko perdarahan.
4. Memantau hidrasi pasien selama fase demam
6. Apabila penderita tidak dapat mentoleransi cairan secara oral, berikan cairan IV.
7. Kaji status hemodinamik dengan memeriksa denyut jantung, pengisian kapiler, nadi, tekanan darah, dan Output urine.
8. Lakukan penilaian hemodinamik, cek hematokrit awal, dan jumlah trombosit.
9. Terus memantau pasien selama terjadi penurunan suhu badan sampai yg normal.
10. Fase kritis DBD dimulai dengan penurunan suhu badan sampai yg normal dan berlangsung 24-48 jam.